Acara perpisahan atau pelepasan terhadap siswa kelas XII pada tahun ini berlangsung lebih awal dibanding tahun-tahun sebelumnya. Tidak sampai berselang seminggu setelah mereka selesai menempuh UN (ujian nasional), acara pelepasan tersebut digelar.Perpisahan dilangsugkan pada Rabu 13 April 2016 di Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja. Pilihan itu adalah pilihan tepat karena gedung tersebut baru saja selesai perbaikan. Selama kegiatan rehab gedung itu, dua kali acara perpisahan sebelumnya, yakni tahun 2014 dan tahun 2015, terpaksa dilangsungkan di sekolah.Wakil siswa kelas X dan XI yang menyampaikan sambutan adalah Kadek Buda Mariani, siswi kelas XI A Akuntansi. “Setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Namun perpisahan ini terasa begitu cepat. Kebersamaan kita terasa begitu singkat. Kami merasa kehilangan.
Namun demikian, perpisahan (ini) mesti terjadi. Selamat jalan kakak-kakak, semoga sukses,” kata siswi yang beberapa kali berhasil meraih juara umum per tingkat per jurusan, itu kepada para siswa kelas XII. Pujian dan sanjungan juga disampaikan Buda kepada kakak-kakak kelasnya.Perpisahan hari itu lain dari sebelum-sebelumnya. Boleh dibilang istimewa. Mengapa dikatakan demikian? Sebab, siswa-siswi kelas XII tidak memakai pakaian seragam sekolah, melainkan memakai kebaya bagi yang putri, sementara siswa laki-laki menggunakan jas warna gelap. Dengan tampilan seperti itu, mereka terlihat lebih cantik dan ganteng-ganteng serta lebih dewasa dibanding bila mereka menggunakan baju seragam sekolah.Acara diawali dengan suguhan tari khas sekolah kita, yakni Tari Laksmi Puja. Lalu dilanjutkan dengan laporan ketua panitia. Menurut ketua panitia, siswa kelas XII seluruhnya berjumlah 540 orang. Mereka terdiri dari 199 siswa dan 441 siswi.Seusai laporan ketua panitia, disusul dengan acara sambutan-sambutan. Sambutan pertama oleh wakil kelas X dan XI, lalu disusul wakil siswa kelas XII, ketua komite sekolah, ketua IKA (ikatan keluarga alumni), kepala sekolah, dan sebagai penutup adalah sambutan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng Bpk Gede Suyasa, M.Pd.
Kepala SMKN 1 Singaraja Drs. Nengah Suteja, M.Pd menyampaikan sambutan secara singkat dan padat. Dunia pendidikan, katanya, ikut bertanggung jawab menyukseskan program unggulan yang digaungkan Presiden Jokowi, berupa revolusi mental. Sekolah, lanjutnya, telah menanamkan budaya integritas serta berusaha sekuat tenaga membentuk karakter dan budi pekerti baik, sebagai bentuk pengejawantahan revolusi mental. Kadis Pendidikan Gede Suyasa, M.Pd ada mengingatkan soal tantangan kita dalam menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Asean). Resep untuk menghadapi MEA, katanya, tingkatkan sumber daya manusia kita masing-masing melalui penguasaan berbagai keterampilan. Karena mulai awal 2016, orang-orang dari 10 negara Asean boleh bekerja di Indonesia sesuai prinsip-prinsip MEA. Selepas pidato-pidato, disusul dengan suguhan hiburan dan seluruh rangkaian acara ditutup dengan bersalam-salaman antara siswa-siswi kelas XII dengan bapak/ibu guru dan pegawai. Dalam kesempatan bersalam-salaman selalu saja ada yang tak mampu menahan air matanya menetes. (mm)


